Minggu, 10 Oktober 2010

Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya


Penulis : Chitra Nurma Sari, Nelly Sururoh Hasan Ali, Aulia Rahman, Ahmad Muzakki


BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Teori Belajar adalah deskriptif, karena tujuan utama teori belajar menjelaskan proses belajar, teori belajar menaruh perhatian pada hubungan diantara variable-variabel yang menentukan hasil belajar.
Behavior adalah prilaku manusia, sehingga teori belajar behavioristik adalah belajar yang diartikan sebagai proses perubahan prilaku sebagai interaksi antara stimulus dan respon, belajar menurut psikologi behavioristik suatu control instrumental yang berasal dari lingkungan.


B.  PERUMUSAN MASALAH
Bagi pendidik yang belum memahami makna prilaku peserta didik, maka akan menemui kejanggalan dalam menghadapi masalah-masalah yang terjadi pada proses belajar anak didiknya, Namun akan diungkap secara rinci bagaimana memahami prilaku manusia atau anak didik sehingga menghasilkan perubahan prilaku yang baik dan menyenangkan.

C.  TUJUAN PENULISAN
1)   Memaparkan definisi Teori Belajar Behavioristik
2)   Menjelaskan pendapat-pendapat aliran behavioristik
3)   Memenuhi tugas kelompok mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran.


BAB II
PEMBAHASAN

A.  DEFINISI
Menurut teori belajar behavioristik atau aliran tingkah laku, belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Belajar menurut psikologi behavioristik adalah suatu control instrumental yang berasal dari lingkungan, seseorang dianggap telah belajar  sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan prilakunya.
Behaviorisme atau aliran perilaku adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme, termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan dapat dianggap sebagai prilaku, Aliran ini berpendapat bahwa perilaku manusia dapat digambarkan dengan dua macam :
·         Perilaku kasat mata: makan, menangis, tertawa
·         Perilaku tidak kasat mata: fantasi, berpikir, dll
Ciri-Ciri Perilaku:
1)     Perilaku itu kasad mata, tetapi penyebabnya mungkin tidak dapat diamati   secara langsung, contoh: Marah, menangis
2)     Perilaku bervariasi menurut jenis-jenis tertentu seperti:
·         Perilaku kognitif : rasional
Contoh: ketika seorang guru memberikan stimulus berupa pertanyaan, seorang murid memberikan respon yang berupa jawaban, dan jawaban ini dihasilkan oleh perilaku kognitif.
·         Perilaku afektif: emosional
Contoh: ketika seorang teman memberikan stimulus berupa kata-kata yang lucu, maka seorang teman yang lainya memberikan respon yang berupa tawa, tertawa,menangis, sedih dihasilkan oleh prilaku afektif.
·         Prilaku Psikomotorik: gerakan fisik
·         Perilaku bisa disadari dan tidak disadari
Contoh:perilaku yang disadari: belajar,membaca,tertawa
Perilaku yang tidak disadari: mengigau, slip of the tongue (keceplosan)
Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang diamati secara public (tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (pikiran dan perasaan).

B.  DEFINISI STIMULUS DAN RESPON
Ø  Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada peserta didik, atau apa yang diterima oleh peserta didik.
Ø  Respon adalah reaksi atau tanggapan peserta didik terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Contoh: Eksperimen Ivan Petrovich Pavlov (Teori Conditioning) Pavlov melakukan eksperimennya terhadap anjing diberi makanan, lampu dan lonceng, keluarlah respon anjing yang berupa keluarnya air liur, setelah berkali-kali dilakukan perlakuan serupa, maka pada saat hanya bel atau lampu yang diberikan, anjing tersebut juga mengeluarkan air liurnya, di sini makanan disebut perangsang tak bersyarat (unconditioned stimulus), sementara bel dan lampu yang menyertainya disebut sebagai disebut sebagai perangsang bersyarat (conditioned stimulus), terhadap perangsang tak bersyarat (makanan) dengan perangsang bersyarat anjing memberikan respon berupa keluarnya air liur (unconditioned response), selanjutnya bel dan lampu diberikan tanpa rangsangan tak bersyarat (makanan), ternyata menghasilkan respon yang sama yaitu keluarnya air liur (conditioned response). Ternyata diketemukan banyak reflek bersyarat yang timbul tidak disadari manusia
Contoh: suara lagu penjual es cream walls yang kelililng dari rumah ke rumah, awalnya mungkin kita asing dan mengabaikan lagu tersebut, akan tetapi karena setiap hari suara itu di dengar maka dapat menimbulkan respon air liur, apalagi pada siang hari yang panas.
Dari contoh tersebut, dapat diketahui bahwa dengan menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya. Eksperimen Pavlov dan ahli lain tampaknya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana gejala kejiwaan seseorang dapat dilihat dari perilakunya.

C.  PENCETUS TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Teori belajar behaviorisme adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner, pendapatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman, karena pengalaman adalah hasil persentuhan antara alam dengan panca indera manusia, berasal dari kata peng-alam-an. Pengalaman menjadikan seseorang menjadi tahu, kemudian disebut pengetahuan,dan pengetahuan dapat menggambarkan perilaku manusia, teori ini berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh kepada arah pengembangan teori, praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal dengan aliran behaviorisme, aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

D.  TOKOH-TOKOH PENDIRI DAN PENGANUT BEHAVIORISTIK
1)     Edwin Guthrie
Azas belajar yang digunakan Guthrie adalah:
·       Hukum kontiguiti adalah satu prinsip asosionisme yaitu respon atas suatu situasi cendrung diulang, bilamana individu menghadapi suatu yang sama.
·       Stimulus dan respon cendrung bersifat sementara, persetujuan umum di kalangan psikolog, bahwa kontiguitas stimulus dan respon merupakan kondisi yang penting bagi proses belajar, maka dari itu diperlukan pemberian stimulus yang sering, agar hubungan itu menjadi lebih langgeng, suatu respon akan lebih kuat dan menjadi kebiasaan bila respon tersebut berhubungan dengan berbagaimacam stimulus, situasi belajar merupakan gabungan stimulus dan respon, akan tetapi asosiasi ini bisa benar dan bisa salah, oleh karenanya Gutrie mempercayai bahwa hukuman memegang peran penting dalam proses belajar, sebab jika diberikan dalam waktu yang tepat akan mampu merubah kebiasaan seseorang.
Contoh: perilaku manusia yang buruk dapat diubah dengan perilaku yang baik dengan hukuman yang tepat.
·       Tiga metode pengubahan tingkah laku:
a.   Metode respon bertentangan, misalnya anak takut dengan kucing, maka letakkan permainan yang disukai anak dekat dengan kucing. Dengan itu lambat laun anak tidak takut lagi dengan kucing, namun harus dilakukan secara berulang-ulang.
b.  Metode membosankan, misalnya seorang anak mengisap rokok, minta kepadanya untuk merokok terus hingga bosan, setelah bosan, ia akan berhenti merokok dengan sendirinya.
c.   Metode mengubah lingkungan, Jika anak bosan belajar maka rubahlah lingkungannya menjadi lingkungan yang lebih nyaman dan menyenangkan.
2)     Watson
Watson mengatakan bahwa:
·       perubahan perilaku dapat dilakukan melalui latihan atau membiasakan merespon atau mereaksi terhadap stimulus yang diterima.
·       Stimulus dan respon tersebut harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observable), ia lebih memilih untuk tidak memikirkan hal-hal yang tidak bisa diukur, meskipun tetap mengakui bahwa semua hal tersebut penting, Watson mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang, namun dia menganggap factor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati.
·       Watson adalah seorang behaviorisme murni, karena itu dia beranggapan bahwa psikologi dan ilmu tentang belajar dapat disejajarkan dengan ilmu lain seperti fisika atau biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empiric.
3)     Skinner berpendapat bahwa:
·       Skinner berpendapat bahwa hubungan stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi terhadap lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan perilaku
·       Respon dapat dibedakan menjadi dua:
Ø Respon yang timbul dari stimulus tertentu
Ø Operant (instrumental) response, yang timbul dan berkembang karena diikuti oleh perangsang tertentu
·       Enam konsep teori “operant conditioning”
Ø Penguatan positif dan negative
Ø Shapping, proses terbentukanya perilaku yang makin mendekati perilaku yang diharapkan
Ø Pendekatan suksesif, proses pembuatan tingkah laku yang menggunakan penguatan pada saat yang tepat, hingga responpun dapat sesuai dengan yang diisyaratkan.
Ø Extinction, proses proses penghentian kegiatan sebagai akibat dari ditiadakannya penguatan
Ø Chaining of response, respond an stimulus yang berangkaian satu sama lain
Ø Jadwal penguatan, variasi pemberian penguatan.
·       Skinner lebih percaya dengan pada “penguat negative” (negative reinforcement), yang tidak sama dengan hukuman, bedanya adalah bila hukuman diberikan sebagai stimulus agar respon yang timbul berbeda dengan yang diberikansebelumnya,akan sedangkan penguat negative harus dikurangi agar respon yang sama menjadi kuat. Misalnya seorang anak yang berbuat kesalahan ketika diberikan hukuman tetap berbuat kesalahan hendaknya dikurangi ,sehingga pengurangan ini mendorong siswa untuk memperbaiki kesalahannya.
4)     Edward Edward Lee Thorndike
Thorndikes dikenal dengan Teori Koneksionisme yaitu untuk mencapai hubungan stimulus dan respon perlu adanya untuk memilih respons yang tepat dengan usaha-usaha atau percobaan-percobaan (trial) dan kegagalan-kegagalan (error)terlebih dahulu, dari percobaannya Thondike menemukan hukum-hukum belajar sbb:
·       Hukum kesiapan (Law of readiness): Jika seseorang siap melakukan sesuatu, ketika ia melakukannya maka ia puas, sebaliknya bila ia tidak jadi melakukannya maka dia tidak puas.
·       Hukum latihan (Law of exercise): Jika respon terhadap stimulus diulang-ulang akan memperkuat hubungan respon dengan stimulus,dan sebaliknya
·       Hukum akibat (Law of effect): Bila hubungan antara respond dan stimulus diulang-ulang memperkuat hubungan antara keduanya, dan sebaliknya.
5)     Clark Hull
Hull sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin, “Semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga kelangsungan hidup”, karena itu kebutuhan biologis dan pemuasan biologis menempati posisi sentral, stimulusnya selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis meskipun respon yang akan bermacam-macam
·       Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap motivasi belajar yang terdapat pada siswa, dengan adanya motivasi maka belajar merupakan penguatan, makain banyak belajar makin banyak motivasi dan memberikan respon yang menuju keberhasilan belajar.

E.  KELEBIHAN TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
·       Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan yang mengandung unsure-unsur: kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan contoh: percakapan bahasa asing,menari,berenang,dll
·       Para guru yang menggunakan teori belajar behavioristik ini akan menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap, sehingga tujuan yang harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleg guru.
·       Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun simulasi
·       Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari yang sederhana sampai pada yang kompleks.
·       Teori belajar ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan peran orang dewasa, suka mengulangi dan haris dibiasakan,suka meniru dan senang mendapat pujian dan penghargaan.

F.   KEKURANGAN TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
·       Pembelajaran siswa berpusat pada guru, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid,sehingga dipandang pasif.
·       Teori belajar behavioristik ini tidak dapat menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab di dalam dunia pendidikan banyak hal yang tidak dapat diubah menjadi sekedar stimulus dan respon, contoh: tidak selalu stimulus mampu mempertahankan motivasi belajar seseorang
·       Mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, dan kurang kreatif.


BAB III
PENUTUPAN

Kesimpulan:
Ø  Menurut teori belajar behavioristik atau aliran tingkah laku, belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Belajar menurut psikologi behavioristik adalah suatu control instrumental yang berasal dari lingkungan, seseorang dianggap telah belajar  sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan prilakunya.
Ø  Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada peserta didik, atau apa yang diterima oleh peserta didik.
Ø  Respon adalah reaksi atau tanggapan peserta didik terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Ø  Pencetus Teori Belajar Behavioristik adalah Gage dan Berliner
Ø  Tokoh-Tokoh Teori Belajar Behaviorostik
·       Edwin Guthrie (Teori Kontiguiti)
·       Watson ( Stimulus dan respon harus bisa dibuktikan/ observable
·       Skinner (Hubungan stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi terhadap lingkungannya)
·       Thorndike (Teori Koneksionisme)
·       Clark Hull (Teori pengaruh evolusi Darwin)
Ø  Kelebihan Teori Belajar Behavioristik
·       Mementingkan pembentukka kebiasaan melalui latihan dan pengulangan yang mengandung unsure-unsur: kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan contoh: percakapan bahasa asing,menari,berenang,dll
·       Para guru yang menggunakan teori belajar behavioristik ini akan menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap, sehingga tujuan yang harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleg guru.
·       Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun simulasi
·       Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari yang sederhana sampai pada yang kompleks.
·       Teori belajar ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan peran orang dewasa, suka mengulangi dan haris dibiasakan,suka meniru dan senang mendapat pujian dan penghargaan.
Ø  Kekurangan Teori Belajar Behavioristik
·       Mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, dan kurang kreatif.
·       Tidak bisa menjelaskan proses belajar secara kompleks.


DAFTAR PUSTAKA

Siregar Eveline  (2010), Buku Ajar Teori Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta
Hamidah Tjijik  (2010), Psikologi Umum 1, Jakarta: Universitas Persada Indonesia YAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Persatuan dalam Islam...?

Adalah kenyataan pahit yang tidak bisa dipungkiri jika umat islam pada zaman ini telah berpecah belah dan terkotak-kotak, setiap kelompok me...